Di Pesantren Al Hilal, waktu setelah Subuh bukanlah waktu untuk kembali tidur atau bermalas-malasan. Justru pada saat inilah para santri memulai hari dengan amalan yang penuh keberkahan sebelum memulai aktifitas belajar mengajar, yaitu tilawah ba’da Subuh, atau rutinan membaca Al-Qur’an setelah menunaikan salat Subuh.
Tilawah ba’da Subuh adalah kebiasaan membaca Al-Qur’an di waktu pagi usai shalat Subuh berjamaah, saat pikiran masih segar dan hati lebih mudah menerima kebaikan. Dalam banyak riwayat, waktu pagi disebut sebagai salah satu waktu terbaik untuk berdzikir dan mendekatkan diri kepada Allah karena malaikat hadir menyaksikan bacaan hamba-hamba-Nya.

Pernyataan Ustadz Hafidz
Ustadz Hafidz, salah satu asatidz Pesantren Al Hilal, menjelaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya rutinitas, tetapi budaya ibadah yang ingin terus dibangun dan ditanamkan kuat dalam diri para santri. “Kami berharap tilawah ba’da Subuh menjadi kebiasaan sehari hari di kehidupan para santri. Bukan cuma selama di pesantren, tetapi juga saat mereka kembali ke masyarakat kelak. Insya Allah Al-Qur’an selalu menjadi cahaya yang membimbing setiap langkah mereka,” ujar beliau.
Manfaat Tilawah Ba’da Subuh
Rutin membaca Al-Qur’an di pagi hari menghadirkan banyak manfaat untuk para santri, di antaranya adalah hati menjadi lebih tenang karena dibuka dengan firman Allah. Lalu meningkatkan fokus dan kejernihan pikiran santri, sehingga mereka lebih siap menjalankan aktivitas belajar.

Menambah keberkahan waktu, karena pagi adalah waktu yang dianjurkan untuk memulai kebaika dan juga Menguatkan hafalan dan pemahaman Al-Qur’an jika dilakukan secara konsisten. Rutinan tilawh bada Shubuh pun membangun karakter disiplin dan cinta Al-Qur’an sejak dini.
Dengan rutinitas ini, para santri Pesantren Al Hilal bukan hanya belajar membaca Al-Qur’an, tetapi juga diajarkan untuk hidup bersama Al-Qur’an setiap hari. Insya Allah kegiatan ini akan terus berlangsung dan melahirkan generasi santri yang dekat dengan Al-Qur’an, berakhlak mulia, serta mampu memberi manfaat di tengah masyarakat.
Penulis: Indra Rizki
Penulis:
Nafisah Samratul
Content Writter at Pesantren al-Hilal