Tahfidz Manzil Pesantren Al Hilal Panyileukan

“Apakah hafalanku sudah mutqin? Apakah hafalanku tetap terjaga?”

Sahabat Al Hilal, pasti tak jarang orang yang masih bertanya-tanya tentang bagaimana cara menghafalkan Al-Quran dengan baik dan benar. Pertanyaan ini tentunya juga berlaku untuk para santri yatim penghafal Al-Quran di pondok Pesantren Al Hilal. Alhamdulillah, hingga saat ini para santri di pondok Pesantren Al Hilal tengah berikhtiar untuk membuat hafalan agar setiap ayat yang mereka lantunkan menjadi lebih baik dan benar bacaan dimulai dari makhraj hingga tajwidnya.

Seperti yang dilaksanakan oleh para pengajar di pondok Pesantren Al Hilal Panyileukan yang bertugas untuk membina dan mendidik para santri di pondok untuk memberikan pemahaman terbaik kepada para santri, sehingga para santri dapat memurojaah dan menghafalkan Al-Quran hingga mutqin.

Pada Rabu (8/5/2024), para santri kembali melaksanakan kegiatan Tahfidz Manzil di pondok.

Manzil itu sendiri juga dikenal dengan Murajaah, yaitu mengulang juz-juz yang telah dihafal oleh para santri. Hal ini dilakukan agar para santri tidak kehilangan hafalannya.

Tahfidz Manzil Pesantren Al Hilal Panyileukan
Dokumentasi pesantrenalhilal.com

Ketika hafalan mereka belum lancar, maka mereka tidak disarankan untuk menambah hafalan, melainkan mereka sangat dianjurkan untuk terus mengulang hafalan guna mempersiapkan ujian hafalan sebelum lanjut ke hafalan juz baru.

Untuk memiliki hafalan Al-Quran yang cukup banyak, sangat diperlukan “Manajemen Pengulangan” tersendiri untuk menjaga hafalan Al-Quran, salah satunya dengan metode manzil.

Rasulullah SAW pernah bersabda,

“Jagalah Al-Quran, demi Yang jiwaku berada di tangan-Nya, Al-Quran itu lebih cepat lepas daripada seekor unta dari ikatannya.” (HR. Bukhari)

Rasulullah SAW mengibaratkan hafalan Al-Quran itu seperti unta. Orang yang tengah menghafal Al-Quran layaknya orang yang sedang berburu unta. Orang yang sudah menangkap unta layaknya orang yang sudah hafal Al-Quran. Sedangkan, orang yang sedang memelihara unta itu sendiri seperti orang yang sedang menjaga hafalannya.

Tidak semua unta itu jinak, ada unta yang liar dan ada pula unta yang setengah liar. Begitu juga dengan hafalan, ada yang lemah, ada yang agak kuat, ada juga yang sangat kuat.

Dokumentasi pesantrenalhilal.com

Apabila kita analogikan, hafalan lemah itu seperti unta liar yang bisa kabur kapan saja jika kita lengah. Kemudian, hafalan yang agak kuat itu seperti unta setengah liar, kadang ia kabur kadang juga tidak. Sedangkan, hafalan yang kuat itu ibaratkan unta yang sudah jinak, ia lebih suka pada pemeliharanya.

Hafalan lemah itu biasanya berupa hafalan-hafalan yang baru saja dihafal, misal baru seminggu yang lalu dan hafalannya rentan lupa.

Semakin baru hafalan tersebut, biasanya semakin mudah pula hafalan itu terlupakan.

Oleh sebab itu, selayaknya memelihara unta, para santri yatim penghafal Al-Quran di Pesantren Al Hilal menginisiasi cara untuk menjaga hafalannya dengan sering memurojaah hafalan mereka.

Masya Allah, mohon didoakan agar para santri senantiasa diberikan keistiqomahan dan kemudahan dalam menghafal Al-Quran. Terima kasih kepada Sahabat yang telah berbaik hati untuk ikut berkontribusi dalam mewujudkan pendidikan yang berkelanjutan untuk para santri yatim dan penghafal Al-Quran di Pesantren Al Hilal.

Semoga setiap kebaikan yang telah Sahabat tunaikan menjadi salah satu investasi terbaik di akhirat kelak. Aamiin Yaa Rabbal’alaamiin.

Informasi selengkapnya:

✅ Youtube:

✅ Instagram:

✅ Facebook:

Informasi & Call Center

☎ Telpon: 022 2005079

☎ WA: 0812 2220 2751

Penulis: Elis Parwati

Penulis:

author

Nafisah Samratul

Content Writter at Pesantren al-Hilal

Related Posts

×