Setiap Kamis sore 18 Desember 2025, suasana di tiga Pondok Pesantren Al Hilal, yaitu Pesantren Al Hilal 1 Cililin, Pesantren Al Hilal 2 Panyileukan, dan Pesantren Al Hilal 3 Cipadung dipenuhi kebersamaan. Para santri bersama para ustadz secara rutin melaksanakan buka puasa sunnah Kamis secara serentak, sebuah tradisi positif yang terus dijaga sebagai bagian dari pembiasaan ibadah di lingkungan pesantren.

Menjelang waktu berbuka, para santri berkumpul. Setelah menahan lapar dan haus sejak pagi, momen berbuka menjadi saat yang dinanti, bukan hanya untuk menikmati hidangan, tetapi juga untuk mempererat kebersamaan. Doa berbuka dipimpin oleh salah seorang perwakilan santri, menciptakan suasana penuh rasa syukur.

“Rasanya seneng bisa buka puasa bareng teman-teman dan ustadz. Jadi puasanya terasa lebih ringan dan kebersamaannya lebih kerasa,” ungkap Hanif, santri Pesantren Al Hilal 1 Cililin. Usai berbuka, kegiatan dilanjutkan dengan pembacaan tawasulan, Surat Yasin dan doa bersama, menambah kekhusyukan sore hari.
Menurut Ustadz Salman, salah satu asatidz Pesantren Al Hilal 1 Cililin, puasa sunnah Kamis memiliki nilai yang lebih dari sekadar ibadah tambahan. “Puasa sunnah juga ngelatih santri untuk sabar, mengendalikan diri, dan disiplin terhadap waktu serta aturan. Ini adalah latihan penting agar mereka terbiasa hidup tertib dan bertanggung jawab dalam keseharian,” tutur beliau.

Puasa sunnah juga menjadi sarana efektif dalam membentuk karakter santri. Dengan konsistensi menjalankannya, santri belajar mengatur aktivitas, menjaga komitmen, serta membiasakan diri untuk taat meski tanpa paksaan. Selain itu, puasa sunnah membantu membersihkan hati dan menumbuhkan kepekaan sosial.
Melalui pembiasaan puasa sunnah Kamis, Pesantren Al Hilal berharap dapat melahirkan generasi Qur’ani yang kuat imannya, disiplin dalam sikap, sehat raganya, dan mulia akhlaknya. Semoga tradisi baik ini terus berjalan, membawa keberkahan, serta memperkokoh ukhuwah di antara seluruh santri dengan menjadikan sunnah Nabi ﷺ sebagai pedoman hidup sehari-hari.
Penulis: Indra Rizki
Penulis:
Nafisah Samratul
Content Writter at Pesantren al-Hilal