Pesantren Al Hilal – Sahabat Al Hilal Abu Hurairah (RA) melaporkan Rasulullah (SAW) mengatakan, “Rumah terbaik di antara umat Islam adalah rumah di mana seorang yatim piatu dirawat dengan baik, dan rumah terburuk di antara umat Islam adalah rumah di mana seorang yatim piatu diperlakukan dengan buruk.”
Adapun keutamaan menyantuni anak yatim ada beberapa. Berikut di antaranya:
- Menjadi teman Rasulullah SAW di surga.
- Membersihkan pikiran, melembutkan serta menghilangkan kekerasan hati.
- Menjadi penyembuh untuk beragam penyakit kejiwaan.
- Mempunyai kepedulian sosial sebab menolong serta membantu orang lain yang membutuhkan diajarkan dalam Islam.
Dan menjawab semua pertanyaan lainnya, mengapa wajib menyantuni anak yatim? Kita wajib menyantuni anak yatim karena dia tidak lagi memiliki ayah yang menanggung nafkahnya. Tak hanya anak yatim, orang yang ditinggal meninggal oleh ibunya pun tetap wajib disantuni layaknya kita menyantuni anak yatim.
Terlebih lagi bila dia ditinggalkan oleh kedua orang tuanya. Sementara itu istilah piatu dalam bahasa Indonesia merupakan sebutan untuk anak yang ibunya sudah meninggal. Bagi anak yang ditinggal meninggal oleh kedua orang tuanya, dia disebut yatim piatu. Selain itu, Rasulullah SAW bersabda: “siapapun yang memperlakukan seorang yatim piatu (laki-laki atau perempuan) dengan kebaikan dan kebajikan, dia dan aku akan dekat satu sama lain di Surga seperti dua jari ini”
Ada riwayat yang menyebutkan cara menyantuni anak yatim dengan membelai rambutnya, yang disebutkan dalam hadits berikut:
“Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa ada seorang laki-laki yang mengadukan kekerasan hatinya kepada Rasulullah saw, maka beliau bersabda: ‘Usaplah kepala anak yatim dan berilah makan orang miskin.’” [HR. Ahmad dengan perawi shahih].
Hadist ini menyebutkan mengusap kepala anak yatim serta memberi makan orang miskin akan memberikan pengaruh yang baik sekali pada orang yang melakukannya. Perbuatan tersebut bisa melembutkan hati yang keras. Mengusap kepala anak yatim merupakan cara memperlihatkan empati serta kasih sayang.
Hal ini bukan merupakan sebuah ritual yang wajib dilakukan. Tentunya, yang boleh diusap kepalanya adalah kepala anak yatim yang belum dewasa. Dilarang bagi laki-laki dewasa mengusap rambut anak yatim perempuan karena akan menimbulkan fitnah.
Informasi & Call Center
🌐 Website: www.pesantrenalhilal.com
☎ Telpon: 022-2005079
📱 WA: 081 2222 02751
© Pesantren Al Hilal Copyright Picture
Penulis:
Nafisah Samratul
Content Writter at Pesantren al-Hilal