Pesantren Al Hilal – Muharram merupakan salah satu bulan yang istimewa dalam kalender Islam. Selain dikenal sebagai momentum hijrah, Muharram lekat dengan anak yatim.
Dalam kitab Faidul Qadir disebutkan, menjamu anak yatim dan keluarganya pada tanggal 10 Muharram merupakan sunah Nabi SAW dan pembuka keberkahan hingga setahun penuh.
Pada kitab Tanbihul Ghafilin bi-Ahaditsi Sayyidil Anbiyaa-i wal Mursalin, Rasulullah SAW disebut bersabda, “Barang siapa berpuasa para hari Asyura (tang gal 10) Muharram, niscaya Allah akan memberikan seribu pahala malaikat dan pahala 10 ribu syuhada. Dan barang siapa mengusap kepala anak yatim pada hari Asyura, niscaya Allah mengangkat derajatnya pada setiap rambut yang diusapnya.”
Ketua Komisi Dakwah dan Pengem bangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholis Nafis menyebut hadis ini oleh sebagian ulama dianggap lemah atau dhaif, bahkan ada yang menyebut hadis ini palsu. Meski begitu, ada beberapa ulama yang berpendapat hadis ini untuk akhlak saja.
“Hari Asyura merupakan hari yang baik bagi umat Islam. Jadi kan ini sebagai momentum untuk mengenang dan mengikuti jejak Rasulullah menyayangi anak ya tim,” ujarnya belum lama ini.
Rasulullah sangat menyayangi anak yatim. Hari baik Asyura hendak nya dipakai sebagai momentum untuk menyantuni anak yatim. Hadis itu lalu digunakan untuk mengasah akhlak senantiasa memberi kasih sayang kepada anak yatim.
Penulis:
Finna Efrilla
Content Writter at Pesantren al-Hilal