Rutinnya aktivitas menuntut ilmu di Pondok Pesantren Al Hilal selalu diimbangi dengan penguatan spiritual melalui pembiasaan Dzikir Pagi dan Petang, khususnya dengan mengamalkan Al-Ma’tsurat. Kegiatan ini telah menjadi rutinintas harian yang wajib diikuti seluruh santri sebelum dimulainya jam pelajaran di pagi hari dan setelah shalat Ashar menjelang petang. Pembiasaan ini bertujuan membentuk pribadi santri yang tidak hanya cerdas ilmu dunia dan akhirat, tetapi juga memiliki hati yang senantiasa terhubung dengan Allah SWT.
Manfaat Rutinitas Dzikir dan Al-Ma’tsurat
Pengamalan Dzikir dan Al-Ma’tsurat secara konsisten memberikan manfaat yang sangat besar bagi kehidupan santri:
- Tembok Spiritual (Hishnul Muslim): Dzikir pagi dan petang berfungsi sebagai perisai yang melindungi santri dari berbagai godaan dan bisikan setan. Ini adalah amalan perlindungan yang diridhai Allah sepanjang hari.
- Ketenangan Hati dan Fokus Belajar: Membaca Dzikir sebelum memulai aktivitas akademik membantu menenangkan jiwa dan menjernihkan pikiran. Sehingga lebih mudah berkonsentrasi dalam menerima pelajaran dan mengulang hafalan Al-Qur’an.
- Memperkuat Hubungan dengan Allah: Dzikir adalah cara termudah dan tercepat untuk mengingat Allah. Pembiasaan ini menumbuhkan kecintaan santri terhadap ibadah sunnah, menjadikannya kebutuhan, bukan sekadar kewajiban.
Menanamkan Budaya Dzikir Sebagai Karakter
Ustaz Yedi, salah satu asatidz di Pesantren Al Hilal Cipadung, mengatakan pentingnya rutinitas ini. Beliau berharap pembiasaan Dzikir dan Al-Ma’tsurat dapat menjadi rutinitas yang baik di seluruh lingkungan pesantren.
Semangat Santri yang Tulus
“Kami ingin Dzikir dan Al-Ma’tsurat ini menjadi budaya, menjadi napas bagi setiap santri. Bukan sekadar kegiatan harian, tetapi menjadi bagian dari santri. Ketika santri lulus nanti, kebiasaan berdzikir akan menjadi bekal terpenting mereka dalam menghadapi tantangan hidup di luar pesantren,” ujar Ustaz Yedi.
Pembiasaan ini disambut dengan semangat dari para santri, menunjukkan bahwa mereka melaksanakannya tanpa paksaan. Salah seorang santri Muhammad farraz Arkan ataya, “Awalnya emang kerasa berat. Tapi disini kan bareng-bareng bacanya sama yang lain jadinya rame dan semangat.” ujarnya.
Dengan semangat ini, Insya Allah Pesantren Al Hilal terus bertekad mencetak generasi yang agamis, berguna di masyarakat dan juga berorientasi akhirat. Aamiin ya rabbal ‘alaamiin
Penulis: Indra Rizki
Penulis:

Nafisah Samratul
Content Writter at Pesantren al-Hilal