Seperti Sebuah Sepeda

Hidup adalah pilihan, hidup yang kita jalankan pun layaknya seperti sepeda yang harus memiliki keseimbangan, lantas bagaimana agar hidup kita seimbang? Tentu, agar hidup kita seimbang maka kita harus terus bisa melangkah dan mengayuh tanpa henti. Seperti yang telah disampaikan oleh Allah SWT dalam firman-Nya di QS. Az Zumar yang berbunyi:  

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ (53) وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ (54)

Artinya: “Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (QS. Az Zumar: 53-54).

Sahabat Al Hilal, sungguh kehidupan yang kita jalani tak akan berhenti kecuali saat kita dipanggil oleh Allah SWT. Jalanan yanhg berliku pun harus kita lalui demi sebuah tujuan yang indah dan menakjubkan. Seperti sepeda, kita harus terus mengayuh dan mengayuh ketika menjalankan sepeda. Jadi, hidup pun demikian bukan? Karena sungguh, ujian dan lika-liku yang Allah SWT uji untuk kita pasti selalu ada kejutan yang menanti selanjutnya.

Apa yang harus kita lakukan sebagai manusia ketika mendapatkan ujian di tengah-tengah ayuhan sepeda kita? Rasulullah SAW menjelaskan tentang arti dari kesabaran. Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan dalam HR. Rasulullah SAW bersabda:

“Ada empat sabar yakni sabar dalam menjalankan fardhu, sabar dalam sabar dalam menghadapi musibah, sabar menghadapi gangguan manusia dan sabar dalam kefakiran. Sabar menjalankan fardhu adalah taufik, ketika menghadapi musibah akan mendapatkan pahala, dalam menghadapi gangguan manusia adalah cinta dan sabar dalam kefakiran adalah ridlo Allah ta’ala”.

Sahabat Al Hilal, apa yang harus kita lakukan ketika ingin mencapai tujuan dan sampai dengan selamat? Maka, hendaklah kita bersepeda sendirian. Lantas, bagaimana ketika kita ingin sampai tujuan dengan selamat? Maka ayuhlah sepeda bersama-sama dengan orang yang tepat. Sungguh, pentingnya hidup bersama dengan orang-orang yang baik dan tidak menjerumuskan adalah salah satu keselamatan yang dapat kita lakukan hingga tujuan itu selesai. Wallahu’alam bishawab

Penulis:

author

Nafisah Samratul

Content Writter at Pesantren al-Hilal

Related Posts

×